Menjilat
Liur mengalir dari lidah
Bersolek merah mudah
Namun dengan permukaan kasar
Rasakan berbagai cita rasa fana
Dari pahitnya keterpurukan
Hingga manisnya kebahagiaan
Segala ide tercurah
Dari perasan gelombang pikiran
Otak telah terseok-seok
Raga terkapar hebat
Jiwa tak lagi penuhi diri
Demi suatu perjuangan
Dengan gelora besar dedikasi
Kemudian, engkau datang...
Mencoba merasakan apa yang aku rasakan
Sekilas untuk solidaritas
Juga untuk saling menimba ilmu
Siapa yang tak ingin berbagi ilmu
Namun, engkau telah merebut duniaku
Segala perjuanganku lenyap dalam tikungan tajam
Padahal duniaku begitu kejam untukmu
Yang terseok diantara mencekamnya penderitaan
Ingatlah kawan, tamu adalah orang terhormat
tak akan menghardik ketika bertanya
Jika itu sudah suratan untukku
Maka, dukunglah dengan doa
Bukan menjerumuskan
(Iqbal Maulana)

Mantab jiwa
ReplyDeletehahahahahah, iqbal maulana
ReplyDeletewes duwe konco a koen?
ReplyDelete